Sunday, March 16, 2008

Pementasan Teater Dongkrak "JEBLOG"


Kali ini Teater Dongkrak kembali menggelar pementasan drama berjudul "JEBLOG" karya Nunu Nazarudin Azhar (Nazar) yang di sutradarai oleh Yudi Carmed di Gedung Kesenian Tasikmalaya dari tanggal 12 sampai dengan 18 Maret 2008. kembali Teater Dongkrak memngukir prestasi dengan menggondol apresiator sebanyak 3000 orang , dari kalangan pelajar 90% dan kalanagan umum 20%.
Jeblog karya Nazar adalah naskah juara satu saembara penulisan naskah bahasa sunda se-Jabar dan Banten. Jeblog menceritakan tentang tiga narapidana mati dengan latar belakang yang berbeda, Sarwani (Andarea Patih) dengan latar belakang anak seorang yang terlibat partai terlarang, Sarwani membunuh orang-orang yang melecehkan dirinya gara-gara orang tuanya terilbat partai terlarang itu sementara kedua orang tuan nya telah lama mati, sehingga Sarwani membabi buta membunuh orang-orang itu, sehingga sarwani mencoba melarikan diri namun semuanya tidak ada hasil. beda lagi dengan Dalka (Wit Jabo Widianto), dia masuk penjara gara-gara membunuh orang-orang yang telah membawa ibunya yang berprofesi sebagai WTS, sehingga Dalka merasa sangat kehilangan ibunya. Atas perbuatannya itu Dalka masuk penjara dan divonis dengan hukuman mati. Dalka sendiri terus menerus merindukan ibunya karena pada masa kecilnya Dalka sering diberinya dongeng oleh ibunya, sehingga Dalka ketika melihat bulan itu dia merasa teringatkan sama ibunya.
Burhan (King Lihing) masuk penjara gara-gara ketahuan akan meladakan bom di sebuah kafe dan di tuduh sebagai teroris. yang mengakibatkan burhan terjerumus ialah gara-gara orang tuanya di santet. Burhan ingin membalas dendam pada oang yang telah menyantet orang tuanya. Disuatu mesjid Burhan bertemu dengan sesorang yang mengajak ikut organisasi. Wanoja (Ina Chute) sosok perempuan yang menseterilkan dan sebagai wujud keinginan ketiga narapidana itu, dalam imajinasi Dalka adalah sebagai Ibunya dan Nyiputri Bulan yang sering memberi nya dongen sebelum tidur, sedangkan untuk Sarwani adalah sebagai istrinya yang telah kawin lagi dengan laki-laki lain, sementara untuk burhan sendiri dalam imajinasinya sebagai teman tempat untuk mengutarakan keluh kesahnya dalam penjara ketika malam datang.
Teater DOngkrak kali ini menggunakan artistik rantai yang sangat simpel dan menjadi multi-fungsi dengan kata lain rantai disana menyimbolkan keterkekangan narapidana mati itu, selain secara visual yang sangat mendukung isi cerita tersebut, rantai disana berfungsi sebagai musik untuk memberi roh dalam pertunjukan itu.****

oleh yadi puk

No comments: